Hipertensi sering disebut sebagai ”silent killer” (pembunuh siluman), karena orang bisa menderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Penelitian di Amerika (NHANES – National Health and Nutritional Examination Survey tahun 1991-1994) ditemukan hanya 68 persen penderita hipertensi tahu bahwa mereka menderita penyakit tersebut, sisanya mengatakan sama sekali tidak tahu. (Dr. Nico A. Lumenta, K. Nefro, Sinar Harapan).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) sebagai peningkatan tekanan darah sistole (lebih 140 mmHg) dan atau peningkatan tekanan darah diastole (lebih 90 mmHg).
Hipertensi / tekanan darah tinggi merupakan faktor utama terjadinya penyakit jantung. 90 % hipertensi / tekanan darah tinggi tidak diketahui sebabnya (hipertensi primer) sedangkan sisanya, 10 % (hipertensi sekunder) disebabkan karena penyakit (ginjal, dislipid, dll.)
Penyebabhipertensi / tekanan darah tinggi :
1. Genetik / keturunan disertai paling sedikit 3 faktor lingkungan,
yaitu stress, obesitas / kegemukan, dan konsumsi garam.
2. Kurang gizi
3. Konsumsi alkohol
4. Umur dan jenis kelamin
5. Kurang aktivitas
6. dll.
Pada hipertensi / tekanan darah tinggi yang disertai dengan kegemukan, diet dimaksudkan untuk menurunkan berat badan sampai mencapai normal / berat badan ideal (BBI).
Pengaturan konsumsi natrium (Na). Makanan sumber natrium (Na) antara lain garam, baking powder, makanan dengan bahan pengawet, produk hewani (daging, telur, susu, dll.). Pada hipertensi tingkat berat, garam tidak digunakan.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
Aktivitas memompa jantung berkurang
Arteri mengalami pelebaran
Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan "koma" karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Mereka yang menderita Hipertensi (tekanan darah tinggi), saat ini semakin banyak. Diperkirakan 20 tahun dari sekarang, penderita Hipertensi akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang. Ini berarti dibanding tahun 2000, terjadi peningkatan hingga 60%.
Dugaan ini berdasarkan dari data global selama dua dekade. Data ini diteliti karena Hipertensi merupakan faktor risiko untuk sejumlah penyakit membahayakan seperti penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Di tahun 2000 saja, sebanyak 26% orang dewasa menderita Hipertensi. Jadi sekitar 972 juta orang yang mengalaminya. Dan angka ini semakin meningkat tajam. Diperkirakan di tahun 2025, sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia yang menderita Hipertensi, dimana penderitanya sedikit lebih banyak pada kaum wanita (30%) dibanding kaum pria (29%).
Peningkatan ini terutama terjadi di negara-negara berkembang. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus Hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang di tahun 2025. Dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan angka penderita Hipertensi saat ini dan pertumbuhan penduduk yang diduga akan terjadi. Jika angka kasus baru Hipertensi ternyata meningkat lebih tinggi dari yang diduga semula, maka jumlah penderita itu akan lebih tinggi lagi dari yang diduga semula.
Oleh karena itu, diperlukan usaha dari setiap orang untuk mencegah penderita Hipertensi semakin meningkat. Diperlukan usaha pencegahan, deteksi dini, pengobatan dan kontrol dari masing-masing orang terhadap tekanan darahnya. Perubahan gaya hidup diperlukan untuk menurunkan prevalensi dari Hipertensi.
Hindari alkohol dan merokok. Semua bentuk hipertensi / tekanan darah tinggi menyebabkan kelainan ginjal dan kelainan itu akan memperberat hipertensi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar